a. Gagal
ginjal
Gagal
ginjal adalah kondisi di mana ginjal tidak mampu memerankan fungsinya sebagai
organ ekskresi. Akibatnya zat-zat sisa metabolisme yang seharusnya dikeluarkan
akan kembali ke dalam tubuh. Tidak hanya itu, zat yang masih digunakan tubuh
seperti protein dan glukosa pun juga bisa ikut keluar.
Gejala ginjal ditandai dengan pembengkakan (edema), karena akumulasi cairan dalam tubuh, kenaikan kandungan ion kalium, dan keracunan sampah hasil metabolisme. Jika keadaan ini tidak segera ditangani akan berujung pada kematian.
Gagal ginjal disebabkan oleh banyak faktor. Gagal ginjal akut disebabkan oleh pendarahan hebat, limbah racun dari proses industri atau penyumbatan saluran ginjal. Gagal ginjal kronis disebabkan oleh glomerulonephritis (kerusakan glomerulus), atau nekrosis (kerusakan sel) nefron yang telah menyebar dan bersifat permanen. Diabetes dan tekanan darah tinggi yang tidak dikontrol juga dapat menjadi faktor penyebab.
Orang yang menderita gagal ginjal dapat ditolong dengan mengonsumsi obat-obatan untuk menghilangkan racun dari dalam tubuh. Namun jika kerusakan sudah parah harus dilakukan cuci darah secara berkala. Proses ini disebut dialisis (hemodialisis) dengan menggunakan alat yang dinamakan dialisator (mesin ginjal tiruan). Dalam dialisis, darah penderita dikeluarkan melalui arteri kemudian masuk ke dalam mesin ginjal tiruan. Darah yang sudah disaring akan keluar dari mesin ginjal tiruan dan dikembalikan ke tubuh.
Jika penderita tidak ingin menjalani cuci darah seumur hidup, transplantasi atau cangkok ginjal dapat dilakukan. Ginjal sehat yang akan dicangkokkan harus memiliki kesesuaian jaringan dengan tubuh penderita. Transplantasi ginjal dilakukan dengan menghubungkan pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh darah balik (vena) dari ginjal sehat ke arteri dan vena tubuh penderita. Dengan demikian, darah dapat dialirkan ke ginjal sehat ini untuk disaring. Ureter dari ginjal sehat dihubungkan ke kandung kemih agar urine dapat dialirkan keluar.
Seseorang dapat hidup normal dengan satu ginjal, namun ada beberapa kondisi yang harus dihindari seperti stress, capek untuk mencegah agar ginjal tidak bekerja di luar bebannya.
b. Batu
ginjal (nefrolitiasis)
Tersumbatnya
rongga ginjal, saluran ginjal, atau kantung kemih karena endapan garam kalsium.
Batu ginjal berbentuk “Kristal” yang tidak dapat larut dengan kandungan zat
kalsium oksalat, asam urat, dan kalsium fosfat. Adanya batu ginjal menyebabkan
terhambatnya pengeluaran urine seseorang dan sering disertai rasa nyeri. Jika
batu ginjal belum membesar dapat digunakan obat-obatan untuk menghancurkannya.
Namun bila dengan pengobatan sulit hancur, dilakukan pembedahan untuk mengambil
batu ginjal atau menggunakan sinar laser untuk memecah endapan garam kalsium.
c c. Radang
ginjal (nefritis)
Radang
ginjal terjadi karena adanya peradangan pada nefron, khususnya glomerulus (glomerulonephritis). Penyebabnya
adalah infeksi dari racun bakteri Streptococcus. Infeksi yang timbul
menyebabkan kenaikan permeabilitas membran filtrasi dan jumlah sel darah putih
di daerah membran filtrasi. Akibatnya, sejumlah besar protein plasma memasuki
urine.
Keberadaan protein plasma dalam urine menyebabkan urine kembali ke dalam darah, karena tidak bisa keluar. Tubuh akan mengalami kelebihan cairan. Akibatnya, kelebihan air akan ditimbun terutama di kaki. Kondisi ini menyebabkan edema atau pembengkakan. Sejumlah kecil urine yang bisa dikeluarkan akan bersifat pekat karena berisi protein.
Rusaknya glomerulus juga menyebabkan uremia. Uremia yaitu kondisi di mana urea beredar di dalam tubuh, karena tidak bisa diekskresikan, sehingga akan kembali ke darah. Radang ginjal yang semakin parah dapat dilakukan dengan melakukan cuci darah secara rutin atau cangkok ginjal.
d d. Nefrosis
Nefrosis
adalah kebocoran pada membran glomerulus yang dapat menyebabkan sejumlah besar
protein dalam darah keluar menuju urine. Adanya protein dalam urine
mengakibatkan proses pengeluaran urine terganggu sehingga tubuh akan mengalami
kelebihan cairan. Akumulasi air tersebut akan ditimbun terutama di bagian
pergelangan kaki, kaki, perut, dan mata. Pada daerah penimbunan menyebabkan
pembengkakan (edema).
e e. Pielonefritis
Pielonefritis
adalah peradangan pada seluruh bagian ginjal. Peradangan ini disebabkan oleh
infeksi bakteri. Gejalanya akan muncul mula-mula di pelvis ginjal (rongga
ginjal), kemudian melebar ke bagian ginjal yang lain.
f f. Diabetes
Insipidus
Penyakit
di mana jumlah urine yang diproduksi terlalu banyak, sehingga penderita akan
sering mengeluarkan urine. Penyakit ini disebabkan terganggunya reabsorbsi
cairan pada tubulus ginjal, karena kekurangan ADH (Anti Diuretic Hormone). ADH adalah hormon yang diproduksi oleh hipofisis bagian posterior. Orang yang kekurangan hormon ini volume urinenya akan
meningkat 20-30 kali lipat.
g. Nefroptosis
Kelainan
di mana posisi ginjal letaknya lebih rendah dari yang seharusnya.
h h. Oliguria
Sedikitnya
produksi urine per hari.
Urine sebagai indikator kerusakan
organ tubuh lainnya:
i i. Diabetes
Melitus
Ditemukan
glukosa dalam urine karena kekurangan atau tidak bekerjanya hormon insulin.
Insulin diproduksi oleh kelenjar pancreas dan berperan mengubah glukosa menjadi
glikogen. Orang yang kekurangan hormon insulin, kandungan glukosa dalam
darahnya meningkat, karena tidak bisa diubah menjadi glikogen (gula otot).
Kelebihan glukosa kemudian akan dibuang melalui urine. Gejala penyakit ini
ditandai dengan sering makan dan minum, selalu lapar, sering buang air kecil,
dan sering mengantuk.
j j. Albuminuria
Ditemukan
albumin dalam urine, karena kelainan pada proses filtrasi.
k k. Hematuria
Ditemukan
sel darah merah pada urine, karena kelainan pada proses filtrasi atau
peradangan.
l. l. Glikosuria
Ditemukan
glukosa dalam urine, karena kelainan pada proses reabsorbsi.
Comments
Post a Comment